Promosi air susu ibu (ASI) eksklusif sudah lama digembar-gemborkan. Begitu juga manfaat yang didapat dan pemberian ASI eksklusif bagi bayi maupun ibu. Kini, selain ASI eksklusif, inisiasi menyusui dini (IMD) menjadi bagian penting. IMD di satu jam pertama setelah bayi lahir, menjadi awal terbaik kehidupannya.
Dalam Pediatrics 2006 disebutkan, menunda IMD bisa meningkatkan kematian, merujuk penelitian terhadap 10.947 bayi lahir antara Juli 2003-Juni 2004 di Ghana. Dari penelitian itu terketahui 22 persen bayi diselamatkan hidupnya bila mendapat AS satu jam pertama setelah lahir.
"Menunda inisiasi menyusui dini akan meningkatkan kematian bayi. Seperti mamalia lain, yang akan mati saat tidak langsung menyusu pada induknya setelah lahir," tutur konsultan laktasi, Dr. Utami Roesli, Sp.A, MBA, CIMI, IBCLC. Faktanya, lanjut Dr. Utami, bayi sudah siap menyusu 30-40 menit setelah lahir.
Sedikitnya 1 jam
IMD memberi kesempatan kepada bayi untuk menyusu segera setelah lahir. Bayi setelah lahir, baik melalui persalinan normal maupun Caesar, dibiarkan berada di dada ibu selama 30-60 menit. Bayi akan secara refleks mencari puting susu ibunya dan kemudian menyusu.
Ada lima tahapan yang dilalui bayi saat akan menyusu dini. Di 30 menit pertama, ia akan beradaptasi dengan trauma kelahirannya. Ini merupakan tahap menenangkan diri atau istirahat siaga.
Di menit ke-30 sampai 40, bayi akan mengeluarkan suara, melakukan gerakan mengisap dan memasukkan tangan ke mulut. Setelah itu, bayi mengeluarkan air liur dan kakinya menekan perut ibu untuk bergerak ke arah payudara.
Kemudian bayi mengecap kulit ibu dan mendapat bakteri baik yang ada di sana. Bayi menyentuh puting dan tangannya menghentak-hendak ke dada ibu untuk merangsang keluarnya ASI. Baru setelah itu, bayi akan menyusu.
Bayi yang diberi kesempatan mengisap puting ibu segera setelah lahir, memiliki kemungkinan keberhasilan lebih besar dalam menyusu. Tak hanya itu, saat bayi merangkak dan mencari puting susu ibu akan menjadi momen paling membahagiakan bagi ibu.
Melalui IMD, ibu akan memberi kehangatan dan perlindungan yang baik bagi bayi, selain mengurangi risiko kematian akibat hipotermi atau kedinginan. Hal ini, ujar Dr. Utami, dikarenakan suhu tubuh ibu lebih hangat satu derajat dari lingkungan sekitar, sehingga bayi merasa lebih nyaman dan aman.
Kulit ibu yang sangat ajaib ini dapat menyesuaikan diri dengan suhu yang dibutuhkan bayi. Bila bayi kedinginan, suhu ibu akan naik dua derajat. Bila bayi kepanasan, suhu tubuh ibu akan turun satu derajat Celsius.
Selain menciptakan kontak kulit bayi dengan kulit ibu yang memberi kehangatan bagi bayi, IMD juga membuat perdarahan pascakelahiran lebih sedikit. Yang tak kalah penting, peran oksitosin terbaik adalah pada 45 menit pertama saat bayi menyusu dini.
IMD merupakan cara termudah dan paling berhasil. Terlebih ketika ibu secara fisik dan psikologis telah dipersiapkan untuk kelahiran, dan diinformasikan, didukung, serta diberi kepercayaan atas kemampuannya untuk menyusui dan memberi cinta bagi bayinya.
Tanpa dimandikan
Ada sejumlah tindakan yang menurut Dr. Utami tidak membantu bayi untuk menyusu dini. Contohnya, bayi dibersihkan, dimandikan, dan dibedong lebih dulu. "Tindakan ini keliru," ucapnya.
Bayi yang sudah mendapat perlakuan seperti itu tidak bisa mencari puting susu ibunya dan ini akan menghambat proses menyusu. Padahal, menunda IMD akan meningkatkan risiko kematian neonatal.
Dikatakan Dr. Dien Sanyoto Besar, Sp.A(K), mengawali pemberian ASI lebih dari satu jam dalam 24 jam pertama kala bayi lahir akan meningkatkan risiko kematian 1,5 kali. Bila mengawali ASI di hari kedua atau lebih, risiko kematiann menjadi tiga kali lipat. Tambahan lagi, kata Dr. Dien, sekitar 44 persen kematian neonatal terjadi akibat tidak beri ASI eksklusif.
Sangat esensial
IMD merupakan komponen dari perawatan esensial bayi baru lahir. Petugas kesehatan, termasuk bidan dan perawat, bisa dilatih untuk memberi konseling bagi ibu hamil tentang pentingnya IMD.
Setiap orang hendaknya membantu dan mendukung ibu dalam melakukan kontak kulit dengan bayi dan segera melakukan IMD. Langkah itu bisa dimulai dengan meminta anggota keluarga untuk mendukung calon ibu, meminta ayah menyediakan satu jam sehari guna mendukung istri saat kehamilan, persalinan, dan setahun pertama setelah melahirkan.
Selanjutnya meminta dokter dan perawat satu jam per minggu mendukung calon ibu melakukan IMD, serta meminta pemerintah, biro internasional dan nasional untuk memasukkannya sebagai satu indikator dasar dari perkembangan kesehatan bayi baru lahir.
Lebih Tahan Stres
Inilah segudang manfaat ASI:
• Perkembangan kognitif lebih baik
Dalam American Journal of Clinical Nutrition 1999 dijelaskan, anak yang diberi ASI, tingkat kecerdasannya iebih tinggi 3,16 poin daripada yang diberi susu formula.
• Kekebalan lebih tinggi dan mencegah kematian balita
Daiam jurnal Pediatrics 2001 disebutkan, pemberian ASI tidak eksklusif atau sama sekali tidak mendapat ASI seiama 4 bulan pertama kehidupan, akan meningkatkan risiko kematian bayi akibat ISPA 2,4 kali dan akibat diare 3,94 kali. Bila pemberian ASI eksklusif ditingkatkan dari 39 persen jadi 78 persen, angka kematian itu dapat diturunkan dari 114 jadi 77 per 1.000 kelahiran (tahun 2006). Pemberian ASI eksklusif dapat menyelamatkan 30 ribu anak di Indonesia.
• Melindungi bayi baru lahir
Dalam Pediatrics, Maret 2006 disebutkan, 22 persen kematian bayi baru lahir dapat dicegah jika bayi menyusu dini. Ini berarti, 21 ribu bayi di Indonesia dapat diseiamatkan.
• Pertumbuhan anak optimal
Hasil studi tahun 1997-2003, seperti dilaporkan WHO tahun 2006, menunjukkan anak-anak yang diberi ASI eksklusif 4-6 bulan dan berlanjut hingga usia 2 tahun, serta diberi makanan pendamping ASI yang tepat, pertumbuhannya optimal.
• Menurunkan stres
Bayi yang diberi ASI lebih mudah mengabaikan stres. Perbandingan ini dilihat pada anak-anak dengan orangtua bercerai versus tidak bercerai. Anak yang tidak diberi ASI, tingkat stresnya 9 kaii lebih tinggi ketimbang anak dengan ASI yang hanya dua kali tingkat stresnya.
• Menurunkan risiko obesitas dan diabetes
Sumber : cyberwomen
0 komentar:
Posting Komentar